Honda Siapkan Produksi Mobil Listrik Lokal, Indonesia Jadi Fokus Utama

Kamis, 06 November 2025 | 10:56:36 WIB
Honda Siapkan Produksi Mobil Listrik Lokal, Indonesia Jadi Fokus Utama

JAKARTA - Langkah Honda dalam memperluas pasar mobil listrik global semakin mengerucut ke arah konkret. 

Pabrikan asal Jepang itu kini tak hanya memamerkan kendaraan konsep di ajang internasional, tetapi juga mulai memetakan potensi produksi lokal di sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia yang dinilai sangat strategis.

Dalam pameran Japan Mobility Show (JMS) 2025, Honda menampilkan berbagai model mobil listrik konsep sebagai sinyal keseriusan mereka dalam menggarap segmen elektrifikasi. 

Namun di balik pameran tersebut, tersirat strategi besar perusahaan: menjadikan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, sebagai basis penting produksi kendaraan listrik di masa depan.

Presiden Direktur Honda Prospect Motor (HPM), Shugo Watanabe, menyebut bahwa perusahaan tengah menyusun strategi matang agar proses produksi kendaraan listrik secara lokal bisa segera diwujudkan. 

Meski saat ini opsi impor mobil listrik utuh atau completely built-up (CBU) masih terbuka, Honda menilai langkah itu bukan pilihan ideal untuk jangka panjang.

“Kalau untuk model CBU, itu keputusan yang mudah. Test market juga mudah. Kamu bisa langsung bawa CBU, saya pun bisa memutuskan sekarang kalau mau. Tapi kita benar-benar perlu memeriksa harga dan semuanya,” ujar Watanabe.

Menurutnya, strategi produksi lokal melalui skema completely knocked down (CKD) menjadi kunci utama agar bisnis kendaraan listrik Honda tetap berkelanjutan di Indonesia. Selain memberikan efisiensi biaya, pendekatan tersebut juga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tengah membatasi kuota impor kendaraan listrik.

“Kalau kita tidak memproduksi secara lokal, kita tidak dibenarkan lagi untuk memasukkan CBU. Pemerintah pasti akan membatasi kuota impor. Jadi kita harus punya produksi lokal,” jelas Watanabe.

Indonesia Jadi Kandidat Kuat Produksi Regional

Dalam ajang JMS 2025, Honda memperkenalkan dua mobil konsep anyar Super One Prototype dan Zero Alpha Prototype. Keduanya digadang-gadang sebagai kandidat kuat untuk diproduksi massal di kawasan ASEAN. Dari dua model tersebut, Watanabe menilai salah satunya sangat cocok untuk pasar Indonesia.

“Mungkin setelah India, dua negara ASEAN yang jadi kandidat tertinggi untuk produksi atau ekspor Alpha adalah Thailand dan Indonesia,” ungkapnya.

Menurutnya, masing-masing negara memiliki karakteristik dan potensi berbeda. Thailand dinilai lebih cocok untuk pengembangan model Alpha, sedangkan Indonesia lebih sesuai untuk memproduksi versi CKD dari Super One.

“Kalau Thailand lebih cocok untuk Alpha, sementara Indonesia lebih cocok untuk CKD Super One, mungkin ini kesempatan bagus untuk punya produksi lokal dan memperkuat komunikasi lintas ASEAN,” lanjutnya.

Pernyataan ini memperkuat pandangan bahwa Honda tengah menimbang serius investasi di Indonesia. Selain pasar domestik yang besar, Indonesia juga memiliki infrastruktur otomotif yang berkembang pesat serta dukungan pemerintah terhadap industri kendaraan listrik nasional.

Kebijakan Pemerintah Dorong Produksi Lokal

Langkah Honda mempertimbangkan produksi lokal tidak terlepas dari dorongan kuat kebijakan pemerintah Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah secara aktif menekan impor kendaraan listrik dan memberikan berbagai insentif untuk pabrikan yang mau membangun basis produksi di dalam negeri.

Bagi Honda, kondisi ini menjadi momentum untuk melakukan transformasi industri, dari sekadar pasar penjualan menjadi pusat produksi yang mampu mengekspor ke negara lain di kawasan Asia Tenggara. Watanabe pun menegaskan bahwa perusahaannya tidak ingin terlalu lama menunggu momentum tersebut.

“Saya tidak bisa berkomitmen sekarang, tapi kita tidak bisa menunggu terlalu lama, targetnya sebelum 2030. Tapi kalau CBU, kalau kita putuskan sekarang, bisa saja sudah mulai dari tahun depan atau dua tahun lagi,” pungkasnya.

Dengan target sebelum 2030, Honda menegaskan kesiapannya untuk beradaptasi dengan tren global elektrifikasi sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok kendaraan listrik.

Dampak Ekonomi dan Industri Otomotif Lokal

Apabila rencana produksi lokal ini benar-benar terealisasi, dampaknya akan signifikan bagi ekosistem otomotif Indonesia. Pabrik lokal Honda bukan hanya berpotensi menyerap tenaga kerja, tetapi juga membuka peluang bagi industri komponen dalam negeri untuk ikut tumbuh.

Dengan skema CKD, komponen kendaraan akan diproduksi atau dirakit di dalam negeri, yang berarti ada peluang bagi perusahaan lokal untuk menjadi bagian dari rantai pasok Honda. 

Selain itu, investasi besar dalam fasilitas produksi juga bisa mendorong transfer teknologi dan mempercepat perkembangan kendaraan listrik nasional.

Langkah ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah yang mendorong industri otomotif hijau berbasis energi bersih dan efisiensi lingkungan. 

Dengan populasi besar dan kebutuhan mobilitas tinggi, Indonesia menjadi pasar potensial sekaligus laboratorium ideal untuk pengembangan mobil listrik terjangkau di masa depan.

Sinergi ASEAN dalam Produksi Elektrifikasi

Lebih jauh, strategi Honda di kawasan Asia Tenggara tampak berorientasi pada sinergi lintas negara. Jika Thailand difokuskan untuk memproduksi model Alpha dan Indonesia menyiapkan CKD Super One, maka keduanya dapat saling melengkapi dalam rantai produksi regional.

Pendekatan ini tak hanya memperkuat daya saing Honda di pasar ASEAN, tetapi juga menciptakan efisiensi logistik dan biaya. Dengan demikian, mobil listrik buatan kawasan Asia Tenggara berpotensi menjadi produk ekspor andalan di masa depan.

Kehadiran Super One dan Zero Alpha Prototype sendiri menjadi bukti bahwa Honda mulai serius beradaptasi dengan era elektrifikasi penuh. Tak sekadar konsep, keduanya diproyeksikan menjadi model produksi nyata yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen di Asia, termasuk Indonesia.

Menatap Arah Baru Otomotif Nasional

Jika target sebelum 2030 tercapai, maka Honda akan menjadi salah satu pemain global pertama yang memproduksi mobil listrik secara lokal di Indonesia. Langkah ini bisa menjadi pemicu bagi produsen lain untuk mengikuti jejak serupa, memperkuat ekosistem industri kendaraan listrik nasional.

Dengan semakin ketatnya regulasi impor, dorongan kebijakan energi hijau, dan kesiapan pasar yang meningkat, keputusan Honda menyiapkan produksi lokal dapat menjadi babak baru dalam sejarah otomotif Indonesia dari sekadar konsumen teknologi menjadi produsen kendaraan listrik yang berdaya saing di tingkat global.

Terkini