Prabowo Subianto Berpidato di PBB Tegaskan Komitmen Perdamaian

Rabu, 24 September 2025 | 12:20:55 WIB
Prabowo Subianto Berpidato di PBB Tegaskan Komitmen Perdamaian

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto tampil dengan mengenakan jas biru, dasi senada, peci, dan pin Merah Putih saat menyampaikan pidato pada Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar PBB, New York, Selasa, 23 September 2025. 

Penampilan resmi ini mencerminkan keseriusan Indonesia dalam forum diplomasi global sekaligus menegaskan identitas nasional dalam konteks internasional.

Berdasarkan pengamatan dari YouTube United Nations, Prabowo menjadi Presiden ketiga yang diberi kesempatan berpidato dalam sidang tersebut, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. 

Kehadirannya menegaskan posisi strategis Indonesia di mata dunia, khususnya dalam upaya menjaga perdamaian global.

Pembukaan Sidang dan Tema General Debate

Sidang Majelis Umum ke-80 PBB dibuka oleh Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, dan dilanjutkan oleh Presiden Sidang Umum ke-80 PBB, Annalena Baerbock. 

Sesi general debate ini menampilkan pidato dari 16 Kepala Negara dengan tema “Better together: 80 years and more for peace, development and human rights”, yang menekankan pentingnya kerja sama internasional untuk perdamaian, pembangunan, dan perlindungan hak asasi manusia.

Pidato Prabowo menjadi salah satu momen penting karena Indonesia kembali menegaskan peran aktifnya di forum global. Kehadiran dan pesan yang disampaikannya tidak hanya memperkuat posisi diplomasi Indonesia, tetapi juga menunjukkan konsistensi kebijakan luar negeri yang pro-perdamaian.

Penekanan pada Perdamaian dan Dukungan untuk PBB

Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan urgensi perdamaian dunia, khususnya konflik yang masih berlangsung di Palestina. Ia menyampaikan bahwa Indonesia siap berperan aktif dalam mendukung PBB demi tercapainya solusi damai di kawasan tersebut.

“Indonesia akan terus mendukung PBB meskipun kami juga masih berjuang,” kata Prabowo, yang pidatonya juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia untuk menjangkau audiens domestik. Pernyataan ini sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang berkomitmen pada stabilitas internasional dan aturan hukum global.

Prabowo juga mengapresiasi pernyataan Annalena Baerbock yang menyebut tanpa PBB, keamanan dunia tidak akan terjaga seperti saat ini. Menurutnya, lembaga multilateral seperti PBB menjadi fondasi bagi terciptanya sistem global yang aman dan stabil.

Fokus pada Perubahan Iklim dan Target Nol Emisi

Selain isu perdamaian, Prabowo menyampaikan kebijakan Indonesia terkait perubahan iklim. Ia menekankan upaya negara untuk mengurangi emisi dan menargetkan pencapaian nol emisi lebih cepat dari target awal pada 2060. Langkah ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam kontribusi global terhadap mitigasi perubahan iklim, sekaligus selaras dengan agenda pembangunan berkelanjutan PBB.

Pidato Prabowo menggarisbawahi komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari solusi global, baik dalam konteks keamanan maupun lingkungan. Upaya yang dilakukan mencakup inovasi energi bersih, pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan kerja sama internasional untuk menghadapi tantangan iklim yang semakin kompleks.

Penampilan dan Simbol Nasional

Mengenakan jas biru dan peci, serta pin Merah Putih, Prabowo menunjukkan simbolisme nasional yang kuat. Pilihan pakaian ini tidak hanya formal, tetapi juga menegaskan identitas Indonesia di forum internasional. Kehadiran presiden dengan atribut nasional lengkap memberi kesan profesional, sekaligus mencerminkan budaya dan nilai-nilai Indonesia yang diwakilinya.

Bagi masyarakat internasional, tampilan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa setiap keputusan dan pernyataan yang disampaikan Indonesia dalam forum global selalu bersandar pada nilai-nilai kedaulatan dan identitas nasional.

Jejak Diplomasi dan Momentum Indonesia

Pidato Prabowo di PBB kali ini dianggap mengulang jejak diplomasi Sumitro Djojohadikusumo, yang pernah menempatkan Indonesia pada posisi strategis di forum internasional. 

Dengan menyampaikan pesan yang kuat mengenai perdamaian, keberlanjutan, dan dukungan multilateral, Indonesia menegaskan konsistensi kebijakan luar negerinya.

Kehadiran Prabowo di sidang umum juga menjadi momentum penting bagi diplomasi Indonesia, terutama menjelang pertemuan tingkat tinggi internasional lain yang membahas isu perdamaian, pembangunan, dan hak asasi manusia.

Dampak bagi Diplomasi dan Publik Domestik

Pidato Presiden Prabowo memiliki dua dampak utama: menguatkan posisi diplomasi Indonesia di mata dunia, dan memberi sinyal positif kepada publik domestik bahwa Indonesia serius berperan dalam menjaga perdamaian global. 

Dukungan terhadap PBB serta upaya mitigasi perubahan iklim menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya berfokus pada kepentingan nasional semata, tetapi juga pada tanggung jawab global.

Dengan pesan yang jelas dan penampilan yang rapi, Prabowo berhasil menyampaikan komitmen Indonesia secara tegas, membangun citra negara yang profesional, bertanggung jawab, dan proaktif.

Pidato Presiden Prabowo di Sidang Majelis Umum PBB ke-80 menegaskan dua hal utama: pentingnya perdamaian dunia dan komitmen Indonesia terhadap keberlanjutan lingkungan. 

Dengan dukungan penuh terhadap PBB dan langkah-langkah konkret untuk mencapai nol emisi, Indonesia menunjukkan peran aktifnya sebagai negara yang bertanggung jawab di panggung internasional.

Melalui pidato dan simbol nasional yang diperlihatkan, Prabowo menekankan bahwa kerja sama global, identitas nasional, dan komitmen terhadap perdamaian serta pembangunan berkelanjutan merupakan pilar penting bagi masa depan Indonesia dan dunia. 

Sidang ini sekaligus menegaskan posisi strategis Indonesia di forum multilateral dan konsistensinya dalam memperjuangkan nilai-nilai perdamaian, hak asasi manusia, dan keberlanjutan lingkungan.

Terkini