Menag

Menag Nasaruddin Umar Salurkan Bantuan Korban Banjir Bali

Menag Nasaruddin Umar Salurkan Bantuan Korban Banjir Bali
Menag Nasaruddin Umar Salurkan Bantuan Korban Banjir Bali

JAKARTA - Musibah banjir yang melanda Bali pada awal September 2025 meninggalkan duka mendalam bagi warga setempat. Di tengah proses pemulihan, perhatian pemerintah pusat datang melalui kunjungan Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar. 

Nasaruddin menyalurkan bantuan senilai Rp 300 juta untuk Pura Taman Beji Pasar di Badung dan masyarakat yang terdampak banjir. Kehadiran Menag bukan hanya membawa bantuan materi, tetapi juga semangat kebersamaan agar warga Bali segera bangkit dari cobaan.

Dalam kesempatan itu, Nasaruddin menekankan bahwa bantuan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap saudara sebangsa. Ia meminta masyarakat tidak menilai bantuan dari nominal semata, melainkan niat tulus yang mendasari. 

“Pada kesempatan ini, kami juga membawa sedikit bantuan. Jangan dilihat jumlahnya. Kami juga turut berduka atas penderitaan yang dirasakan saudara-saudara kami di sini,” tuturnya.

Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin memandang musibah ini sebagai ujian yang harus dihadapi dengan sabar. Ia berharap perekonomian dan kehidupan masyarakat dapat segera pulih. 

“Semoga segera dipulihkan terutama perekonomiannya. Banyak bersabar, terimalah ini sebagai ujian, di mana ada ujian, di situ akan ada kenaikan kelas,” ujarnya memberi penguatan kepada para korban.

Nasaruddin juga mengajak semua pihak untuk mendoakan korban yang meninggal dunia agar mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan. 

“Mari kita semua berdoa semoga yang gugur dalam musibah banjir mendapat tempat yang paling layak di sisi-Nya,” ucapnya penuh empati. Ucapan tersebut menjadi pengingat bahwa di balik kesedihan, doa dan solidaritas dapat menjadi penguat yang menyatukan.

Bencana banjir yang terjadi pada 10 September 2025 memang membawa dampak besar. Tidak hanya merendam rumah warga, banjir juga merusak sejumlah fasilitas umum dan tempat ibadah. 

Pura Taman Beji Pasar, sebagai salah satu simbol spiritual masyarakat Hindu, ikut terdampak cukup parah. Nasaruddin menegaskan bahwa perhatian pemerintah tidak hanya fokus pada pemulihan fisik, tetapi juga dukungan moral agar masyarakat tetap tegar menghadapi situasi sulit.

Suasana haru menyelimuti kunjungan tersebut. Warga yang hadir menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian pemerintah pusat. Menag menegaskan bahwa kehadirannya bukan hanya agenda kerja, melainkan bentuk persaudaraan sesama anak bangsa. 

“Sesama warga bangsa Indonesia, kita seperti sebuah badan. Saudara-saudara kita yang tertimpa musibah di Bali, kami juga merasakan. Atas nama warga bangsa, atas nama Menteri Agama, kami turut merasakan hal yang sama,” ungkapnya.

Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, turut mendampingi kunjungan Menag. Ia melaporkan kondisi terkini di wilayah terdampak, khususnya Pasar Badung. Menurutnya, banjir kali ini menjadi pengalaman paling berat yang pernah dirasakan masyarakat setempat. 

“Ada dua titik yang terdampak banjir di Pasar Badung ini. Saat itu banjir di sini mencapai ketinggian 4-5 meter lebih,” katanya.

Kadek Agus menambahkan, wilayah Pasar Badung sebelumnya jarang mengalami banjir besar. Bahkan di beberapa titik seperti Jalan Gajah Mada, air sempat mencapai setinggi pinggang orang dewasa. 

“Kami laporkan kepada Pak Menteri. Saat ini ada korban yang meninggal, dan ada juga Pura yang rusak, serta banyak rumah yang rusak parah. Terima kasih kami ucapkan, atas bantuan yang dibawa oleh Bapak Menteri Agama,” ucapnya penuh rasa syukur.

Bantuan sebesar Rp 300 juta yang disalurkan Menag diharapkan dapat membantu pemulihan infrastruktur dan kebutuhan mendesak warga. 

Dana tersebut akan diprioritaskan untuk memperbaiki fasilitas Pura Taman Beji Pasar dan membantu warga yang kehilangan harta benda akibat banjir. Pemerintah daerah bersama masyarakat setempat berkomitmen memanfaatkan bantuan dengan transparan demi pemulihan cepat dan merata.

Selain memberikan bantuan, kunjungan Menag juga menjadi momentum memperkuat semangat gotong royong. Di tengah bencana, berbagai elemen masyarakat Bali menunjukkan kepedulian dengan saling membantu. 

Sebelumnya, Aparatur Sipil Negara (ASN) di Bali juga melakukan penggalangan dana untuk korban banjir. Aksi solidaritas ini menjadi bukti bahwa kebersamaan tetap menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia.

Nasaruddin memuji semangat tersebut dan mengingatkan bahwa Indonesia dibangun atas dasar persatuan. Menurutnya, bencana alam tidak mengenal perbedaan suku atau agama, sehingga rasa peduli menjadi kunci untuk bangkit. 

Ia berharap bantuan pemerintah dapat melengkapi upaya masyarakat dalam menata kembali kehidupan yang sempat terguncang.

Di sisi lain, pemerintah daerah terus menyiapkan langkah pencegahan agar banjir serupa tidak terulang. Salah satunya adalah rencana normalisasi Waduk Muara Nusa Dua yang digagas untuk menambah daya tampung air dan mengurangi risiko luapan. 

Kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi penting agar bencana serupa dapat diminimalisasi di masa depan.

Bagi masyarakat Bali, kunjungan Menag membawa pesan kuat bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi cobaan. Dukungan moral dan materi dari pemerintah pusat memberi harapan baru bahwa pemulihan akan berjalan lebih cepat. 

Kehadiran Nasaruddin juga menjadi simbol bahwa pemerintah hadir di saat rakyat membutuhkan, baik dalam situasi normal maupun di tengah kesulitan.

Meski bencana banjir menyisakan kesedihan, semangat gotong royong yang muncul menjadi bukti ketangguhan bangsa. 

Kehadiran Menag Nasaruddin Umar dengan bantuan Rp 300 juta bukan hanya wujud kepedulian pemerintah, tetapi juga pengingat bahwa setiap musibah selalu menghadirkan peluang memperkuat persaudaraan. Dengan kerja sama dan doa, masyarakat Bali diyakini mampu bangkit dan kembali menata kehidupan yang lebih baik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index