JAKARTA - Kawasan pesisir Dumai kini memiliki harapan baru melalui program pemberdayaan masyarakat Bedelau Minapolitan yang digagas Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Dumai.
Program ini dirancang untuk menumbuhkan kemandirian ekonomi warga sekaligus memperkuat pelestarian lingkungan, menciptakan sinergi antara potensi lokal dan kebutuhan sosial masyarakat.
“Program Bedelau Minapolitan lahir dari evaluasi terhadap potensi dan kondisi masyarakat, berpadu dengan keinginan untuk tumbuh mandiri,” ujar Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, dalam keterangannya.
Bedelau, yang berarti “berkilau” dalam bahasa Dumai, menjadi simbol semangat baru bagi warga untuk menghadapi tantangan ekonomi dan lingkungan.
Melalui konsep pemberdayaan terintegrasi, program ini menghadirkan berbagai kegiatan yang saling mendukung, mulai dari budidaya ikan air tawar, Green Laundry, Posyandu ibu dan anak, Masyarakat Peduli Pesisir, hingga pertanian sorgum.
Lahirkan Local Hero yang Menginspirasi
Salah satu contoh keberhasilan Bedelau Minapolitan tampak pada Pokdakan Palas Jaya di Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur. Kelompok yang digawangi Ramli dan Nazaruddin ini berhasil beralih dari pekerjaan berisiko di laut menjadi pelaku budidaya ikan lele yang lebih aman dan berkelanjutan.
“Kami berharap program ini bisa membantu masyarakat keluar dari jeratan ekonomi dan mandiri,” kata Agustiawan, Area Manager Communications, Relations & CSR Kilang Dumai.
Keberhasilan Pokdakan Palas Jaya tidak hanya meningkatkan pendapatan kelompok, tetapi juga memicu lahirnya kelompok usaha baru. Salah satunya adalah Kelompok Barter Jaya yang mengembangkan usaha Betuah Laundry dengan konsep ramah lingkungan.
“Green Laundry menjadi kelanjutan program budidaya ikan lele sekaligus memperluas penerima manfaat,” tambah Agustiawan.
Melalui lahirnya para local hero ini, Bedelau Minapolitan menunjukkan bahwa masyarakat pesisir mampu bangkit dan menjadi pelaku perubahan yang membawa dampak nyata bagi komunitasnya.
Perpaduan Ekonomi dan Kepedulian Lingkungan
Tak hanya menggerakkan ekonomi, Bedelau Minapolitan juga menaruh perhatian besar pada kelestarian lingkungan.
Salah satu fokusnya adalah penanaman dan nursery mangrove endemik untuk melindungi garis pantai dari abrasi. Hingga kini, sepanjang 86 meter garis pantai berhasil diperkuat dengan lebih dari 3.000 bibit mangrove yang siap tanam.
Program ini turut berkontribusi pada penyerapan karbon hingga 53.075 ton CO2eq per tahun, menekan dampak perubahan iklim, serta menjaga kualitas ekosistem pesisir.
Selain itu, pembangunan alat pemecah ombak juga membantu mengurangi sedimentasi dan menyerap emisi setara 81.646 kg CO2eq per tahun.
Langkah-langkah ini tidak hanya menahan laju kerusakan alam, tetapi juga menghadirkan ruang hijau baru yang mendukung keberlanjutan kehidupan di pesisir Dumai.
Sinergi Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Program Bedelau Minapolitan menjadi bukti bahwa pengembangan ekonomi masyarakat dapat berjalan seiring dengan pelestarian alam.
Kilang Pertamina Dumai menekankan pentingnya integrasi antara inovasi sosial dan komitmen lingkungan dalam setiap kegiatan pemberdayaan.
“Bedelau yang berarti berkilau dalam bahasa Dumai menjadi bukti sinergi antara inovasi sosial dan komitmen lingkungan. Program ini tidak hanya mengubah wajah pesisir Dumai, tetapi juga memberi harapan baru bagi masyarakat yang lebih hijau, inklusif, dan sejahtera,” tutur Agustiawan.
Dengan menghadirkan program seperti Posyandu ibu dan anak, Bedelau Minapolitan turut memperhatikan aspek kesehatan masyarakat, memastikan generasi muda mendapatkan layanan dasar yang layak.
Sementara itu, pengembangan pertanian sorgum menjadi peluang baru bagi petani lokal untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memperluas sumber pendapatan.
Komitmen Pertamina pada Prinsip ESG
Sebagai penggagas program, Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus menegaskan komitmennya terhadap prinsip Environment, Social & Governance (ESG). Program Bedelau Minapolitan menjadi wujud nyata dari tanggung jawab sosial perusahaan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
KPI sendiri merupakan anak usaha Pertamina yang bergerak di bidang pengolahan minyak dan petrokimia. Perusahaan ini juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada sepuluh prinsip universal UNGC yang mencakup hak asasi manusia, ketenagakerjaan, lingkungan, dan antikorupsi.
Melalui Bedelau Minapolitan, KPI tidak hanya menjalankan bisnis, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Program ini menegaskan bahwa keberhasilan sebuah perusahaan tidak hanya diukur dari keuntungan, melainkan juga dari sejauh mana perusahaan mampu menjaga keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Harapan Baru untuk Pesisir Dumai
Bedelau Minapolitan menjadi contoh nyata bagaimana kerja sama antara masyarakat dan dunia usaha dapat melahirkan perubahan besar.
Masyarakat pesisir Dumai kini memiliki akses pada sumber pendapatan baru, lingkungan yang lebih lestari, dan layanan sosial yang semakin baik.
Dengan keberhasilan program ini, diharapkan semangat pemberdayaan serupa dapat menyebar ke daerah lain di Indonesia.
Program Bedelau Minapolitan menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan bukan hanya wacana, tetapi bisa diwujudkan melalui langkah nyata yang berpihak pada masyarakat dan alam sekaligus.
Di masa mendatang, Bedelau Minapolitan diharapkan terus berkembang menjadi model pemberdayaan pesisir yang mampu menginspirasi, menciptakan kemandirian ekonomi, serta menjaga warisan lingkungan bagi generasi yang akan datang.